Home Asia Asia Tenggara Cerita Cerita Dari Museum Taman Prasasti

Cerita Cerita Dari Museum Taman Prasasti

1315
0

Sore Itu di akhir bulan November 1814 seorang pria Eropa bertubuh  tinggi tegap bermata biru dengan rambut keperakkannya dan wajah kharismatiknya. mengenakan baju gubernur jenderal berwarna hitam lengkap dengan medali yang tersemat didanya sebagai bukti atas jasa jasanya kepada  pemerintah kerajaan Inggris.berdiri diatas sebuah lubang pemakaman.rintik air hujan yang membasahi tubuhnya tidak ia hiraukan.

sudah sejak dari tadi pelayat yang lain telah meninggalkan area pemakaman itu dan kembali ke rumahnya masing-masing.tinggal pelayan serta kasir kereta kuda yang masih setia menemani tuannya di sore yang kelabu itu.

“hah dia pun menarik nafas panjang mata birunya tidak lepas dari prasasti batu marmer yang berada di atas makam sahabat terbaiknya,belahan jiwanya,kekasihnya yang telah menemani nya selama 10 tahun.kenangan itu pun kembali hadir saat di tahun 1804 ia yang saat itu masih menjadi petugas catat di British East Indische company menikah dengan Olivia Mariamne Devenish yang berusia 10 tahun diatasnya.
Sejak menikahi  Olivia Mariamne Devenish bintang keberuntungan menyelimuti dirinya banyak karirnya melesat pesat seperti meteor.hingga akhirnya dia pun sampai di puncak karir nya saat ini sebagai  Gubernur Jenderal Inggris di Hindia Belanda (Nama Indonesia di masa pendudukan Belanda).

Pria itu adalah sir Stamford raffles dia juga yang mendirikan kota Singapura dan juga penulis buku The History of Java sebuah buku yang menceritakan secara detail sejarah,ekonomi,sosial,politik di Pulau Jawa saat itu.Dia juga yang menemukan Bunga khas pulau Bengkulu yang kemudian diberi nama Rafflesia Arnoldi dan menjadi bunga nasional Indonesia.tidak hanya itu Raffles juga yang menemukan keberadaan Candi Prambanan dan candi Borobudur salah satu bangunan monumental yang pernah dibangun umat manusia.

Sebelum meninggalkan makam sang istri Gubernur Jenderal Raffles kembali melihattulisan di prasasti makam sang istri.tulisan itu berbunyi
Oh thou whom neer my constant heart
one moment hath forgot
tho fate severe hath bid us part
yet still forget me not

[Thomas Stamford Raffles]

Bagi Raffles sendiri ini adalah terakhir kalinya dia berada di Hindia Belanda dan mengunjungi makam istrinya karena setelah itu Raffles mendapat tugas di tempat lain seperti Singapura dan akhirnya meninggal dunia di Inggris tahun 1826

Bila kita mengunjungi museum Prasasti letak makam ini adalah sebelah kiri dari pintu masuk.tepat disamping pagar yang membatasi area makam dengan kantor walikota Jakarta pusat .

Area makam istri sang gubernur Jenderal  berbentuk pentagram dimana di tiap sisinya berdiri tiang marmer putih. Tepat di tengah pentagram adalah makam Olivia Mariamne Devenish dan john casper layden yang merupakan sahabat baik Sang Gubernur Jenderal Raffles dan sang istri.

Pemakaman tempat istri Sir Stamford Raffles itu kini dikenal sebagai museum Taman Prasasti.lokasinya dekat dengan Kantor Walikota Jakarta Pusat.sebelum menjadi musesum pemakaman ini dikenal dengan nama pemakaman kober.hingga akhir masa pendudukan Belanda di Indonesia hanya bangsawan,pejabat politik dan militer serta tokoh-tokoh kebangsaan Belanda yang bisa dimakamkan ditempat ini.

Setelah Indonesia merdeka pemakaman ini menjadi tempat pemakaman umum dan banyak masyarakat umum yang memakamkan keluarganya ditempat ini.sehingga saat itu kondisi area pemakaman semrawut.banyak makam-makam baru yang berdiri diatas makam lama yang berusia ratusan tahun.batu marmer makam pun banyak yang pecah,rusak maupun hilang.bila hal ini terus dibiarkan salah satu tempat bersejarah di kota Jakarta yang penting akan hilang.hal ini tentu menjadi kerugian yang amat besar bagi bangsa Indonesia

Melihat kondisi diatas Bapak ali sadikin gubernur Kota Jakarta waktu itu di tahun 1977 mengubah pemakaman kober menjadi museum dengan nama museum Prasasti.untuk itu dilakukan pemindahan jasad dari pemakaman kober ke tempat pemakaman lain yang ada di kota Jakarta dan sekitarnya.sehingga yang kita saksikan kini adalah batu batu nisan tanpa isi.

Dari pengamatan Irfan saat berkunjung ke Museum Prasasti  museum ini  banyak dikunjungi warga Jakarta,Wisatawan dalam negeri dan wisatawan luar negeri.ada beberapa alasan mengapa museum ini ramai pengunjung

1.Asri.banyaknya pohon pohon rindang yang tumbuh di area museum taman Prasasti menjadikan tempat ini teduh sehingga banyak warga yang duduk di bangku bangku yang ada di kawasan museum

2.Nilai Sejarah.Tempat terbaik untuk mengetahui sejarah kehidupan pejabat-pejabat tinggi VOC maupun Belanda dan tokoh tokoh penting di masa itu adalah datang ke museum Prasasti Jakarta
Beberapa Tokoh Penting yang dapat kita temui disini selain istri Thomas Standford Raffles yang sudah kita jelaskan diatas adalah
1.Jan Lauren Andries Brandes
Beliau adalah seorang arkeolog dan Filolog dari Belanda perannya penting dalam kesejarahan Indonesia karena beliaulah yang menemukan Manuskrip Serat Pararaton yang telah lama hilang.serat pararaton menceritakan kisah Ken Arok pendiri kerajaan Singasari.Beliau juga menemukan kakawin negarakertagama yang menjelaskan kejayaan Majapahit di masa raja Haym Wuruk dan patihnya Gajah Mada
sebagai bukti kecintaannya akan Budaya Nusantara Makamnya berbeda dari yang lain karena berbentuk bangunan candi dengan Menara mirip lingga (Lambang Kesuburan ) yang tidak utuh.awalnya kami mengira lingga ini tidak utuh Karen ada tangan-tangan jahil yang merusaknya ternyata setelah kami gali infonya lingga yang tidak utuh ini adalah keinginan JLA Brandes yang belum terpenuhi untuk mempelajari sejarah nusantara.
2.batu nisan berwarna hijau berbentuk Menara gereja khas gotik menjulang keatas adalah batu nisan tertinggi yang ada di pemakaman ini.karena bentuknya yang unik dan paling tinggi dan arsitekturnya yang indah bangunan nisan ini menjadi tempat paling favorit untuk berfoto tak heran tempat ini selalu paling ramai oleh pengunjung.nisan ini dibangun untuk serang pejabat militer Belanda bernama Jenderal JJ Perje

3.Perang Aceh yang berlangsung dari  1874-1904 adalah perang terlama dan banyak memakan korban dan biaya yang dihadapi  pemerintah Kerajaan Belanda dalam usahanya menguasai Belanda.Batu nisan dari marmer putih berbentuk trapesium ini adalah milik Jenderal Johan Harmen Rudolf  Kohler yang meninggal saat memimpin tentara Belanda dalam Perang Aceh pertama.dia meninggal oleh peluru dari penembak jitu kerajaan Aceh saat terjadi perang di depan masjid Raya Aceh.selain di Museum Prasasti kita juga dapat mengunjungi makam Jenderal Kohler di Kerkhoff area pemakaman bagi prajurit Belanda dan sekutunya yang meninggal selama perang Aceh-Belanda.

4.”Catatan Seorang Demonstran”

adalah judul dari buku harian milik soe Hok Gie seorang aktivis pergerakan mahasiswa yang hidup di masa Presiden Sukarno dan Presiden Suharto.sebagai seorang aktivis Soe Hok Gie sering melontarkan kritik keras terhadap kebijakan pemerintah.

Salah satu hobi Soe Hok Gie adalah mendaki gunung Se Hok Gie sendiri bergabung dengan Mahasiswa Pecinta Alam UI (MAPALA UI) bersama rekan-rekannya sesama pecinta alam di MAPALA UI telah banyak  gunung di yang telah ia daki.dalam pendakiannya yang terakhir di gunung semeru Soe Hok Gie meninggal akibat menghirup gas beracun.kisah hidup Soe Hok Gie telah difilmkan di tahun 2005 dengan judul Gie

Aktor Nicholas Saputra yang terkenal dengan perannya sebagai Rangga love interest dari Cinta yang diperankan dengan apik oleh Dian Sastro Wardoyo dalam Film Ada Apa Dengan Cinta memerankan Tokoh Se Hok Gie.

Film Gie sendiri mendapat banyak penghargaan di FFI (Festival Film Indonesia 2005) dimulai dari Pemeran Pria Terbaik yang direbut Nicholas Saputra dan Tata Sinematografi terbaik oleh Yudi datau

pengunjung yang ingin melihat batu nisan So Hok Gie mudah menemukannya patung malaikat bersayap dalam posisi berdiri diatas batu nisan dengan kedua tangan didepan dada menjadi penandanya,.di batu nisan tersebut tertulis sebuah puisi
nobody know the troubles
I see nobody Knows my sorrow
Soe Hok Gie 17 Desember 1942 -16 Desember 1969

5.Peti mati Presiden Pertama RI  dan wakil Presiden RI

di sebuah bangunan dengan atap berbentuk limas terdapat 2 buah peti mati yang disimpan dalam kotak kaca.awalnya kami tidak mengetahui milik siapakah kedua peti mati tersebut.ternyata kedua peti mati itu bernilai sejarah karena digunakan untuk membawa Tubuh presiden Pertama RI Ir.Sukarno dan Wakil Presiden RI Mr.Mohamad Hatta.peti mati ini digunakan untuk membawa kedua putra terbaik RI ke tempat pemakaman dari rumah duka.

Ir.Sukarno dimakamkan di kota Blitar Provinsi Jawa Timur tempat kelahirannya. Sedang Mr.Mohamad Hatta dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.
selesai mengantar tubuh kedua tokoh penting bangsa Indonesia maka peti matipun disimpan di museum Prasasti.

Selain batu nisan diatas ada batu nisan  tokoh penting lainnya seperti Miss Riboet tokoh opera yang terkenal di Hindia Belanda sekitar tahun 1920 an yang bergabung dalam opera komidi stamboel.
batu nisan 30 tentara Jepang yang gugur saat menyerang Hindia Belanda di tahun 1942.

batu nisan Dr.H.F Roll Pendiri STOVIA sekolah kedokteran pertama bagi bumiputera kelak dari sekolah inilah organisasi Budi Utomo yang merupakan organisasi pergerakan nasional pertama.sebagai seorang tokoh pendidik batu nisan Dr.H.F Roll bentuknya unik karena berbentuk buku tulis.

batu nisan Kapitan Jass yang dipercaya memberikan keselamatan dan kebahgiaan bagi pengunjung yang menguunjunginya.

Replika Tembok Pieter Erbelveld seorang petinggi keturunan Belanda-Siam yang yang merencanakan pemberontakan kepada Pemerintah VOC di Tahun 1722 dengan menggalang dukungan penduduk Pribumi namun rencana pemberontakan itu gagal.dan Pieter Erbelveld dihukum mati dengan cara tangan dan kakinya ditarik 4 ekor kuda.tempat eksekusi Pieter Erbelveld diberi nama kampung pecah kulit tembok yang sama juga ada di museum sejarah Jakarta

patung Pastur Belanda memgang buku berdiri di atas tugu  marmer berwarna coklat dengan 2 buah patung malaikat bersayap di sisi kiri dan kanannya milik Pastur Herikus Van Der Griten beliulah pendiri perkumpulan Vincentius yang dikenal memiliki sekolah dan panti asuhan.

bagian belakang area museum nampak deretan batu nisan memanjang ini adalah batu nisan Gubernur Jenderal VOC yang pernah memerintah di Hindia Belanda

batu batu nisan yang ada di musum Prasasti ini bentuknya unik-unik ada yang berbentuk alat musik kareana ternyata yang dimakamkan adalah seorang pemusik ada juga batu nisan dengan bentuk seorang wanita yang menangis ada yang mengatakan batu nisan ini dibuat karena seorang istri menangisi suaminya yang meninggal akibat wabah malaria yang melanda Batavia saat itu (Nama Jakarta sebelum Indonesia Merdeka) ada juga yang mengatakan Suami wanita itu meninggal akibat perang.entah versi mana yang benar namun bisa dikatakan banyak kisah yang bisa diungkap dari batu batu nisan yang ada di museum Parasasti.

Selain batu nisan Pengunjung juga dapat menyaksikan kereta kuda pengangkut Jenasah yang ada di bagian depan museum.

Dengan sejarah dan kisah yang ada di baliknya tidaklah salah bila Museum Prasasti tempat yang tidak boleh lupa dikunjungi saat berkunjung di Jakarta

Museum ini buka dari hari Selasa-Minggu Mulai pukul 9.00-15.00 Tiket masuknya pun hanya Rp 5000 untuk umum untuk pelajar lebih murah lagi hanya Rp 2000
karena keunikkannya Komunitas Fotografi sering mengadakan hunting foto dan workshop fotografi di museum Prasasti selain banyak  Video klip yang telah dibuat di museum ini

Muhamad Irfan
Anggota HPI DKI jakarta
Certified Tour Guide approved by BNSP
Instagram @irfantraveller
WA 0813 1021 9179